M. Indera G.S.P.
230210080051
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Laboratorium Fisika Laut

Universitas Padjadjaran

PROSES di ATMOSFER PADA SAAT TERJADI EL NINO


Gejala alam global yang satu ini sebuah anomali (menyimpang dari kebiasaan) yang merupakan hasil interaksi antara kondisi permukaan samudera dan atmosfer di kawasan Pasifik sekitar garis khatulistiwa (tropis). Interaksi itu menghasilkan tekanan tinggi di Pasifik bagian timur yang menimbulkan aliran massa udara yang berhembus ke barat. Karena angin ini mendorong air di depannya macam bajak imajiner, permukaan laut di sekitar Indonesia dan Australia terangkat kira-kira setengah meter lebih tinggi ketimbang air di lepas pantai Peru. Ketika tekanan turun dan pertukaran angin berkurang, air bergerak kembali menuju ke timur.

Aliran ke arah timur ini merupakan pusat kegiatan fisik yang mengendalikan El Nino. Pengadukan ini mendorong terbentuknya gelombang sepanjang samudera itu, mirip riak di permukaan kolam. Gelombang ini pada gilirannya menekan thermocline, suatu lapisan air yang merupakan batas antara massa air yang lebih hangat di bawah permukaan laut dengan air lebih dingin di bawahnya. Ketika thermocline ini masuk lebih dalam, suhu permukaan air laut meningkat dan El Nino pun berlangsung. Karena itu pula si Buyung sering disebut fase panas.

Jadi, perubahan-perubahan samudera itu mempengaruhi atmosfer dan pola iklim dunia. Pada gilirannya, perubahan atmosfer itu mempengaruhi suhu dan arus laut. Begitu seterusnya, melalui proses fisika yang rumit sistem interaksi itu menghasilkan fase panas (El Nino), fase normal, dan fase dingin. Yang terakhir inilah yang disebut sebagai La Nina alias si Upik.

Meski sifatnya berlawanan dengan El Nino, tapi La Nina ditakuti juga. Karena sifatnya yang dingin itu, perilakunya juga menghasilkan bencana. Di beberapa wilayah, termasuk Indonesia, curah hujannya berlebihan, hingga menimbulkan banjir, tanah longsor, bahkan hujan badai yang bisa memporakporandakan apa saja.

Perubahan iklim di belahan bumi utara pada musim dingin menjelaskan bahwa pemanasan besar di atas wilayah daratan utama dan pendinginan di atas Pasifik Utara dan Atlantik Utara. Ini “laut dingin – tanah hangat” pola ini telah terbukti dapat dihubungkan dengan perubahan dalam sirkulasi atmosfer, dan, khususnya dengan kecenderungan dalam beberapa dekade.

Perubahan dalam sirkulasi atmosfer dan temperatur air umumnya menghasilkan peningkatan curah hujan di Pasifik timur (pantai Chili dan Peru, misalnya), dan menurunnya curah hujan di Pasifik Barat (Australia dan Indonesia, misalnya).

Dibandingkan dengan udara sejuk, udara hangat kurang padat dan mampu menahan lebih banyak uap air. Sebagai hasil dari kerapatan yang rendah, udara hangat di atmosfer rendah cenderung naik, memperluas, dan sejuk.  Setiap 1000 kaki, mendingin 5,5 Fahrenheit (10 ° C setiap 1000 m).  Karena ini udara dingin tidak lagi mampu menahan lebih banyak uap air, lalu mulai mengembun menjadi tetesan air dan membentuk awan.  Efek sebaliknya terjadi di atmosfer saat udara turun itu menghangatkan dan mengering.

Normal Global Sirkulasi

Atmosfer bumi terus-menerus bergerak, yaitu suatu peristiwa yang di alami seperti peberubahan angin, cuaca, dan pola-pola awan. Pola angin ini sangat kompleks, terutama pada skala kurang dari 100 kilometer. Jika arah dan kecepatan angin ini setara atau lebih dari bagian besar dari permukaan bumi, pola sirkulasi global muncul, yaitu suatu pola yang dibentuk oleh pemanasan matahari dan rotasi bumi.

Perubahan Selama El Nino

Selama El Nino, salah satu perubahan yang terjadi yaitu, seperti sirkulasi udara yang melintasi Samudera Pasifik rusak. Lebih hangat daripada air biasa muncul di timur Pasifik, dan lebih dingin daripada air biasa muncul di Pasifik barat.

Pergerakan tekanan atmosfer

La Nina bukanlah sosok wanita yang punya kekuataan dahsyat macam tokoh 3 wanita cantik dalam film Charlie’s Angel. Ia adalah kondisi alam yang ditandai dengan menurunnya temperatur permukaan laut di wilayah Pasifik ekuator atau tropis hingga di bawah normal yang diikuti dengan munculnya tiupan angin pasat yang kencang di kawasan itu.

Sementara El nino ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan air laut di wilayah yang sama. Jadi, “panggung pertunjukan” keduanya sama-sama di Pasifik ekuator. Mereka tampil bergantian. Namun, penampilannya sama-sama membuat beberapa tempat di bumi ini terkadang menderita.

Gelombang-gelombang di bawah permukaan laut ternyata tak cuma mengungkapkan asal dan perjalanan El Nino. Gelombang-gelombang itu juga menjelaskan bagaimana El Nino berakhir. Ketika gelombang pertama menghantam pantai Amerika Selatan, sebagian memantul kembali. Ketika gelombang yang dipantulkan itu mendekati Asia, mereka memantul lagi. Tapi pantulan ganda ini memberi pengaruh terbalik. Tak mampu menekan thermocline, gelombang yang dipantulkan kedua kali ini sekarang naik. Air dingin menggantikan cairan yang lebih hangat di permukaannya, menyebabkan temperatur turun di Pasifik sebelah timur dan penurunan ini diketahui sebagai La Nina.

Cuaca adalah keadaan lapisan udara (troposfer) di suatu tempat yang tidak luas pada saat tertentu dan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Adapaun cuaca rata-rata pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang alam disebut iklim. Cuaca dapat diamati berdasarkan unsur-unsur cuaca. Unsur-unsur yang dimaksud, antara lain suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, angin, awan, dan curah hujan.

Sebuah efek rumah kaca yang diperkirakan menyebabkan terjadinya pendinginan di bagian atmosfer yang lebih tinggi karena adanya peningkatan efek “selimut” di bagian bawah atmosfer menyimpan panas yang lebih banyak, menyebabkan lebih sedikit panas yang dapat mencapai atmosfer bagian atas. Suhu permukaan dan troposfer yang relatif lebih dingin, dan suhu stratosfer bagian bawah yang relatif lebih hangat. Pemanasan ini direfleksikan dari permukaan hingga di bagian atas troposfer.

Ada pertanyaan di benak saya yaitu, apakah terjadi perubahan pada sirkulasi atmosfer/lautan?

Lalu saya mencari jawab nya dan disimpulkan dari beberapa artikel bahwa terjadi perubahan pada sirkulasi atmosfer/lautan yaitu ditandai oleh sebuah perubahan yang agak tiba-tiba pada perilaku El Nino – South Oscillation terjadi pada sekitar tahun 1976/77 dan perilaku ini terus berlangsung hingga sekarang. El Nino lebih sering terjadi dan lebih dahsyat daripada La Nina yang lebih dingin. Perilaku yang sangat di luar kebiasaan terjadi dalam 120 tahun terakhir (periode dimana terdapat catatan instrumental). Perubahan pada curah hujan di wilayah Pasifik tropis berhubungan dengan perubahan pada El Nino – South Oscillation, yang juga mempengaruhi pola dan kekuatan temperatur di permukaan. Namun demikian, tidak jelas apakah perubahan yang jelas sekali terlihat pada siklus ENSO ini disebabkan oleh pemanasan secara global.

Perubahan yang besar dan cepat pada iklim mengubah sirkulasi atmosfer dan lautan serta suhu, dan juga siklus hidrologis, terjadi sepanjang jaman es terakhir dan sepanjang masa transisi menuju periode Holocene (yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu). Berdasarkan bukti tidak lengkap yang ada, perubahan diproyeksikan akan berubah dari 3 hingga 7°F (1,5 – 4°C) sepanjang abad yang akan datang akan menjadi sesuatu yang luar biasa dibandingkan dengan catatan terbaik yang ada dari beberapa ribu tahun yang lalu.

Yang harus di lakukan di masa mendatang !!!!

Karena adanya berbagai kompleksitas di atmosfer, alat yang paling berguna untuk mengukur perubahan di masa depan adalah ‘model iklim’. Ini adalah model yang dibuat di komputer berdasarkan hitungan matematis yang merupakan simulasi, dalam tiga dimensi, perilaku iklim, komponen serta interaksinya. Model iklim juga terus menerus diperbaiki berdasarkan pemahaman kita serta peningkatan kecanggihan alat komputer, meskipun secara definisi, sebuah model komputer adalah suatu simplifikasi dan simulasi dari keadaan nyata, yang artinya bahwa model tersebut merupakan kalkulasi secara kasar dari sistem iklim nyata. Langkah pertama dalam membuat model proyeksi dari perubahan iklim adalah dengan mula-mula melakukan simulasi tentang iklim saat ini dan membandingkannya dengan pengamatan.

Bila model ini dianggap cukup baik untuk mewakili iklim modern, kemudian beberapa parameter tertentu diubah, seperti konsentrasi gas rumah kaca, yang akan membantu kita memahami bahwa iklim akan berubah sebagai respons dari perubahan tersebut. Oleh karena itu, proyeksi perubahan iklim masa depan sangat bergantung pada sebaik apa model iklim komputer tersebut mensimulasikan iklim dan pada pemahaman kita mengenai mana fungsi-fungsi pendorong yang akan berubah di masa datang.

Sumber:

http://lwf.ncdc.noaa.gov/oa/climate/globalwarming.html

(disadur dari http://www.sehatgroups.web.id)

Perubahan iklim di belahan bumi utara pada musim dingin menjelaskan bahwa pemanasan besar di atas wilayah daratan utama dan pendinginan di atas Pasifik Utara dan Atlantik Utara. This “cold ocean – warm land” pattern has been shown to be linked to changes in the atmospheric circulation, and, in particular, to the tendency in the past few decades for the North Atlantic Oscillation (NAO) to be in its positive phase.Ini “laut dingin – tanah hangat” pola ini telah terbukti dapat dihubungkan dengan perubahan dalam sirkulasi atmosfer, dan,khususnya, dengan kecenderungan dalam beberapa dekade.

Perubahan dalam sirkulasi atmosfer dan temperatur air umumnya menghasilkan peningkatan curah hujan di Pasifik timur (pantai Chili dan Peru, misalnya), dan menurunnya curah hujan di Pasifik Barat (Australia dan Indonesia, misalnya).

Dibandingkan dengan udara sejuk, udara hangat kurang padat dan mampu menahan lebih banyak uap air. As a result of its low density, warm air low in the atmosphere tends to rise, expand, and cool.Sebagai hasil dari kerapatan yang rendah, udara hangat di atmosfer rendah cenderung naik, memperluas, dan sejuk. Every 1000 feet, it cools 5.5 Fahrenheit (10°C every 1000 m). Setiap 1000 kaki, mendingin 5,5 Fahrenheit (10 ° C setiap 1000 m). Since this cooled air is no longer able to hold as much moisture, its moisture begins to condense into water droplets and form clouds. Karena ini udara dingin tidak lagi mampu menahan lebih banyak uap air, lalu mulai mengembun menjadi tetesan air dan membentuk awan. The opposite effect occurs in the atmosphere when air descends–it warms and dries.Efek sebaliknya terjadi di atmosfer saat udara turun itu menghangatkan dan mengering.

Gambar 1: Rising, pendinginan, dan kondensasi

Normal Global Sirkulasi

Atmosfer bumi terus-menerus bergerak, yaitu suatu peristiwa yang di alami seperti peberubahan angin, cuaca, dan pola-pola awan. Wind patterns are very complex, especially at scales less than 100 kilometers.Pola angin ini sangat kompleks, terutama pada skala kurang dari 100 kilometer.If these wind directions and speeds are averaged over large sections of Earth’s surface, a global circulation pattern emerges–a pattern shaped by solar heating and Earth’s rotation. Jika arah dan kecepatan angin ini setara atau lebih dari bagian besar dari permukaan bumi, pola sirkulasi global muncul, yaitu suatu pola yang dibentuk oleh pemanasan matahari dan rotasi bumi.

Perubahan Selama El Nino

Selama El Nino, salah satu perubahan yang terjadi yaitu, seperti sirkulasi udara yang melintasi Samudera Pasifik rusak.Warmer than normal water appears in the eastern Pacific, and colder than normal water appears in the western Pacific. Lebih hangat daripada air biasa muncul di timur Pasifik, dan lebih dingin daripada air biasa muncul di Pasifik barat.

Gambar 5: Perincian sirkulasi

The effects of El Niño, however, do not end there. Teleconnections cause the unusual conditions of El Niño to affect weather worldwide.

30 responses to “

  1. bgus nih isi blog’nya
    mw tny ni,kn fenomena el nino dan la nina kn terjadi d ekuator pasifik, apakah mungkin fenomena el nino dan la nina dapat terjadi di belahan bumi lain selain samudra pasifik, jelaskan alasan’nya?
    trims, tar coment jg blog saya y…………………..

  2. el nino berpengaruh terhdap upwelling, bagaimana dengan la nina?

    komen jg y . .

  3. @Rama Wijaya
    terima kasih telah berkunjung di blog saya,,
    terima kasih juga pertanyaan nya,,

    saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudara,,
    menurut yang saya tau dan saya baca kalau tidak salah fenomena intu hanya terjadi di ekuator pasifik saja..
    karena menurut Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut, misalnya di daerah perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.

    kalau di kondisi normal nya itu kalo ga salah, suhu muka laut di sebelah utara dan timur laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° – 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur), lalu angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari timur ke barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan selatan, dan daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara.

    Setelah sedikit saya menjelaskan ram,
    yang terjadi el nino la nina itu masih daerah” di sekitar ekuator atau di samudra pasifik ..

    sekian jawaban dari saya.
    mungkin aga kurang baik dan begitu benar..
    thx..

  4. @jimmy

    trima kasih pertanyaannya..
    saya akan mencoba menjawab,

    dampak la nina yaitu :
    1. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global, seperti
    a. Angin passat timuran menguat
    b. Sirkulasi Monsoon menguat
    c. Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
    d. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat dan lembab.

    2. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca Indonesia
    Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina.

    mungkin itu sedikit jawaban dari saya..
    kurang lebih nya mohon maaf ..

    untuk lebih jelasnya mengenai upwelling n downwelling bisa menanyakan langsung di blog hendra ..
    trima kasih..

  5. wah panjang juga mas penjelasannya ,
    n_n

    Pertanyaan sy simpel aja ,
    Dengan melihat kenyataan bahwa keseimbangan bumi telah terganggu akibat global warming ,
    Apakah La nina dan el nino dapat diprediksi waktu kedatangannya ?
    Mengingat dampak yg begitu besar yg ditimbulkan ,
    Apakah telah ada solusi untuk mencegah atau paling tidak mengurangi dampak buruk yg terjadi akibat La nina dan el nino ini ?

    • terima kasih sodara irman atas pertanyaan nya ..

      menurut yg saya baca yaitu BMKG dapat memprediksi yaitu pada bulan :
      · Agustus 2009 : El Nino Lemah
      · Sep, Okt, Des 2009 dan Feb 2010 : El Nino Moderate
      · November 2009 dan Januari 2010 : El Nino Kuat
      Lalu fenomena El Nino dan La nina diprediksi BMKG pada 2009-2010, anomali suhu diperkirakan sebesar 1,95 derajat celcius pada Oktober 2009. Kadar kelembaban udara pada ketinggian 10.000 kaki atau sekitar 3.300 meter mencapai 40%. Kondisi uap air yang rendah menimbulkan awan yang mengurangi radiasi matahari. Beberapa wilayah Indonesia yang berpeluang hujan yaitu Sumatera bagian tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, pesisir barat Sumatera bagian tengah, dan wilayah Aceh bagian utara. Peluang hujan di wilayah Kalimantan bagian utara yang berbatasan dengan Malaysia, termasuk di Pulau Natuna.

      menjawab pertanyaan yg ke2 yaitu mungkin managemen dampak merupakan upaya yang dilakukan apabila fenomena El Nino terus menguat sehingga dapat menimbulkan bencana iklim.
      Managemen dampak tersebut antara lain:
      (1) membentuk tim pokja penanggulangan bencana iklim
      (2) mengalokasikan dana tanggap darurat untuk menanggulangi bencana iklim
      (3) menginstruksikan untuk melakukan upaya ekstraktif memanfaatkan kekayaan pangan lokal
      (4) meningkatkan transfer air antar wilayah menggunakan saran dan prasarana yang telah disiapkan
      (5) melakukan pelarangan terhadap kegiatan budidaya pertanian tanaman semusim (pangan dan sayuran) pada daerah-daerah terkena dan rawan kekeringan
      (6) menetapkan langkah cepat pembagian air secara proporsional (water sharing) untuk kebutuhan rumah tangga, industri, parawisata dan pertanian dalam satu kawasan DAS dan
      (7) menyiapkan stok beras bersubsidi (rasdi) pada wilayah wilayah terkena kekeringan dan bencana iklim, yang dihitung berdasarkan kecukupan kalori per kapita.

      sekian mohon maaf bila jawaban nya kurang memuaskan ..

  6. artikel yang sanagt menarik …
    mau sedikit bertanya …apakah sistem penginderaan jauh dapat membantu agar el nino dan la nina dapat dicegah/diketahui??bagaimana caranya?

    • trimaksih ..
      saya akan mencoba menjawab,,
      kalau tidak slah bisa dpat menbantu sistem penginderan jauh itu ..
      contohnya model pengolahan data penginderaan jauh, sistem informasi mitigasi bencana akam dampak dari el nino la nina dan masih bnyak lagi contohnya ..
      untuk mngenai caranya saya juga belum memahami.. untuk lebih lengkapnya coba di klik lapan.com

  7. ndro, setiap data yg km masukan tolong dicantumkan sumbernya, mskpn sederhana y…
    UU HaKI sdh berlaku loh….hehe
    pertanyaanya
    Aliran ke arah timur ini merupakan pusat kegiatan fisik yang mengendalikan El Nino….pusat yg dmksd apa?mengapa bisa mengendalikan el nino?
    thanks

    • ia us ,,
      jadi gini ,,
      pusat ini mungkin maksudnya aliran yang mendorong terbentuknya gelombang di sepanjang samudera, mirip riak di permukaan kolam. Gelombang ini kemudian menekan thermocline, suatu lapisan air yang merupakan batas antara massa air yang lebih hangat di bawah permukaan laut dengan air yang lebih dingin di bawahnya. Ketika thermocline ini masuk lebih dalam, suhu permukaan air laut meningkat dan El Nino pun berlangsung.
      kenapa bisa mengendalikan karena El Nino itu terjadi akibat anomali (menyimpang dari kebiasaan) yang merupakan hasil interaksi antara kondisi permukaan samudera dan atmosfer di kawasan Pasifik sekitar ekuator. Interaksi ini menghasilkan tekanan tinggi di Pasifik bagian timur yang menimbulkan aliran massa udara yang berhembus ke barat. Ketika tekanan turun dan pertukaran angin berkurang, air bergerak kembali menuju ke timur.

      mohon maaf bila salah..
      pengetahuan saya terbatas..
      hhe
      trima kasih ..

  8. blog yang cukup menarik,,,
    ndro,,kalo la nina atau el nino sudah memiliki sirkulasi yang tetap atu belum????jika sudah,,tolong jabarkan prosesnya secara terperinci,,,

    thx,,hheu

    • trima kasih pujiannya ..
      hha..

      menurut saya belum tetap ja..
      fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun. El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.

      sekian,,
      trimaksih
      maff bila kurang memuaskan jwbn nya..

  9. klo alat yang lain selain “model iklim” yang dsbutin diatas ada ga dro?? kan ga mungkin jga hanya mengandalkan satu alat saja…

    • makasih io pertanyaan nya..
      mmm,
      tidak hanya dari alat saja tetapi kita juga dapat melaksanakan langkah operasional antisipatif harus lebih difokuskan untuk menyiapkan upaya mengurangi dampak atau bahkan meniadakan dampak yang akan timbul akibat cekaman El Nino. Langkah tersebut secara berjenjang seperti membentuk laisson officer (LO) yang dilengkapi SMS center dan berfungsi untuk menumbuhkan keperdulian dan kehati-hatian masyarakat luas (public awarness)
      untuk model alat saya juga masih blm tau,,
      balik lagi ke individu masing” apa yg harus kita perbuat untuk bumi kita ini ,,
      kita harus galakan lagi 3R (reduce, reuse, recycle atau kurangi, pakai ulang, daur ulang) perlu terus diupayakan.
      Tanam dan pelihara pohon harus diintensifkan untuk mengurangi dampak pemanasan karena efek gas rumah kaca lokal maupun global.
      Penghematan listrik bukan hanya faktor ekonomi, melainkan juga faktor penting dalam penyelamatan lingkungan bumi.
      Di perkantoran selain mengupayakan penanaman pohon, pemilahan sampah, dan penghematan listrik, upaya penyelamatan bumi bisa dengan penghematan penggunaan kertas. Secara umum, semakin banyak kertas digunakan akan semakin banyak pohon ditebang sebagai bahan baku kertas. Jadi jika tidak diperlukan, jangan membuat cetakan dokumen. Gunakan transfer informasi tertulis secara digital.

      Contoh-contoh itu hanyalah sebagian kecil langkah yang bisa kita lakukan dalam menyelamatkan planet bumi. Bencana atau ketidaknyamanan yang kita alami dan saksikan akibat kerusakan lingkungan bumi tentunya tidak kita inginkan makin parah. Kasih sayang kita pada anak-anak harus kita wujudkan dengan mewariskan lingkungan bumi yang lebih baik. Kota yang semakin hijau dan sejuk. Sungai yang semakin bersih dan tertata. Udara yang semakin segar dan langit semakin biru.

  10. blognya bagus ya,,,hhehhe
    mau nanya nih ndro kan di tulisan anda menjelaskan tentang perubahan selama el nino, bagaimana dengan la ninanya???
    terima kasih indro

    • makasih juga jal ,,

      yang pertama La Nina itu merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di daerah Timur equator di Samudra Pasifik. Jika La Nina terbentuk, maka curah hujan yang tinggi akan berlangsung lebih lama. Jika dalam keadaan normal curah hujan di atas normal berlangsung hingga akhir Februari, maka saat La Nina muncul curah hujan tinggi akan berlangsung hingga April. La Nina adalah mendinginnya suhu muka laut dibawah rata-ratanya didaerah Pasifik timur dan tengah sekitar khatulistiwa.

      La nina ditandai dengan anomali suhu muka laut negatif (lebih dingin dari rata-ratanya) di Ekuator Pasifik Tengah (Nino34). Fenomena La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat. Demikian halnya El Nino, dampak La Nina tidak berpengaruh ke seluruh wilayah Indonesia.

      Salah satu dampak dari La Nina, yang tidak biasanya datang terlambat ini, adalah curah hujan di atas rata-rata di Indonesia.

      Selama Desember 2008, penyimpangan temperatur negatif di permukaan laut ekuatorial menguat di sepanjang Lautan Pasifik tengah dan timur.

      Angin timur tingkat bawah dan angin barat tingkat atas juga menguat di Lautan Pasifik ekuatorial. Secara kolektif, penyimpangan-penyimpangan (anomali) kelautan dan atmosfer ini menunjukkan terjadinya La Nina.

  11. wah,bagus juga blognya…
    saya ada pertanyaan nih…
    apakah pemerintah indonesia telah tanggap terhadap el nino???
    apa yang telah dilakukan pemerintah???
    apakah terdapat bukti nyata dan bukan sekedar rencana???
    kemukakan alasannya … !!!
    hatur tengkyu…

    • maksih,,
      hhe

      kan dampak el nino lanina ini banyak ya ..
      saya coba ngambil bukti aja dari sektor pertanian kota banten..
      1. Monitoring dan inventarisasi areal terkena banjir dan kekeringan akan lebih diintensifkan melalui peran UPTD BPTPH dengan para Petugas Organisme Penggangu Tanaman (POPT).
      2. Mengirimkan informasi prakiraan iklim, kewaspadaan dan rekomendasi antisipasi dan adaptasi dampak iklim kepada Gubernur .
      3. Pemberian bantuan sarana produksi (benih dan pupuk) kepada petani yang pertanamannya mengalami puso, melalui berbagai sumber (CBN)
      4. Kewaspadaan terhadap kemungkinan timbulnya serangan OPT,
      5. Meningkatkan penyuluhan tentang pemanfaatan informasi iklim melalui SLI dan manajemen usahatani
      6. Perbaikan tanggul, jaringan irigasi dan drainase
      7. Memperkuat penyuluhan bersama pemerintah daerah.
      8. Perbaikan tanggul, jaringan irigasi dan drainase
      9. Antisipasi banjir bersama instansi terkait (penghijauan DAS, perbaikan irigasi, perbaikan tanggul-tanggul, irigasi, dan pengaturan pengairan.

      untuk lebuh umum sih kaya :
      # Membentuk satuan/kelompok kerja dan pos-pos penanggulangan bencana di tingkat desa

      # Berusaha memperbaharui pengetahuan tentang cara-cara adaptasi terhadap perubahan iklim dan tehnologi antisipatif terhadap bencana kekeringan

      # Meningkatkan kemampuan pribadi kita untuk menhadapi bencana alam yang sering terjadi

      # Meningkatkan kemampuan tenaga lokal dalam melokalisasikan prakiraan iklim yang bersifat global dengan bekerja-sama atau meminta informasi ke instansi Badan Koordinasi Bencana Nasional, Badan Search and Rescue atau BMKG dll.

      # Menyiapkan dana, sarana dan prasarana lain, termasuk sistem pengumpulan dan distribusi-nya di tingkat lokal dan dapat dimulai secara swadaya di tingkat lokal sebelum mengharapkan bantuan dana pemerintah

      segitu kiranya jawaban saya..
      nuhun..

  12. Bagaimana menurut anda, isu pemanasan global saat ini mempengaruhi fenomena El Nino? Jelaskan keterkaitannya?
    terima kasih

    • menurut saya banyak faktor. salah satunya, ada grup pemerhati pemanasan global telah merangkum dan menyusun informasi di internet tentang akibat dari pemanasan global baik ditinjau dari aspek lingkungan, sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya.
      a. Ketahanan Pangan Terancam – Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir, kekeringan, pemanasan dan tekanan air, serangan hama dan penyakit, kenaikan air laut, serta angin yang kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi waktu tanam dan waktu panen, di beberapa tempat masa tanam lebih panjang tetapi di lain tempat justru menjadi lebih singkat. Peningkatan suhu 1oC diperkirakan akan menurunkan panen
      padi di negara tropis sebanyak 10%. Dengan demikian bahaya kelaparan akan mengancam penduduk di mana-mana.
      b. Risiko Kesehatan – Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa memunculkan penyakit lama yang sudah jarang ditemukan saat ini. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah (dengee) diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti Indonesia.
      c. Air – Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah tropika kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan. Masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai akan sangat menderita.
      d. Ekonomi – Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa dunia harus berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan iklim.
      e. Dampak sosial, budaya dan politik ¬ Bencana terkait perubahan iklim akan meningkatkan jumlah pengungsi di dalam suatu negara maupun antar negara. Proses mengungsi ini membuat orang menjadi miskin dan terpisah dari akar sosial dan budaya mereka, terutama hubungan dengan tanah leluhur dan kearifan budaya mereka. Di sisi lain, krisis pangan, air dan sumberdaya terus meningkat, sehingga akan menimbulkan konflik horizontal dan akhirnya bisa memicu konflik
      politik di dalam negara maupun antar negara.
      f. Dampak Lingkungan – kepunahan. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global karena sebagian besar lahan akan dihuni manusia. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem), misalnya
      terumbu karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi.

      trima kasih..

  13. terima kasih saudaraku atas posting blognya.. 🙂
    disini saya mau bertanya seberapa pentingkah atmosfer bagi kehidupan manusia dan bagi cuaca itu sendiri?
    dan bagaimana upaya pemerintah atau para ilmuwan untuk merehabilitasi kondisi atmosfer di bumi yang semakin memburuk?

    semangat 🙂

    • terima kasih juga saudaraku ,,
      saya akan mencoba menjawab..

      Langit terdiri dari tujuh lapisan. Berikut ini adalah lapisan-lapisan langit :
      -Troposphere : yaitu lapisan terdekat dengan lapisan bumi. Ketebalan lapisan ini bervariasi tergantung pada iklim. Semakin tinggi dari permukaan maka suhunya akan semakin turun, pada keitnggian maksimal antara -510C (-600F) dan -790C (-1100F).
      -Stratosfer : yaitu lapisan diatasnya troposphere. Semakin keatas suhu akan meningkat.
      -Mesosfer : yaitu lapisan diatas Stratosfer. Di sini suhu udara turun hingga mencapai -730C (-1000F).
      -Thermosfer : yaitu lapisan diatas mesosfer. Suhunya meningkat dengan perlahan. Perbedaan suhu antara malam dan siang hari lebih dari 1000C (2120F).
      -Exosfer : yaitu laipsan yang dimulai daro ketinggian 500 kilometer (310 mil) diatas permukaan bumi.
      -Lonosfer : yaitu gas dalam wilayah ini ditemukan dalam bentuk ion. Gas-gas yang terionisasi inilah yang menjadi nama dari lapisan ini.
      -Magnatosfer : karena medan magnetik bumi terdapat pada lapisan ini, maka dinamailah magnatosfer. Lapisan ini berfungsi seperti persai dan terletak antara 3,000 dampai 30,000 kiloeter (1,850 sampai 18,500 mil) diatas permukaan bumi.
      Wilayah ini, yang melindungi bumi dari radiasi yang berasal dari antariksa, disebut Sabuk Van Allen.
      Bagaimanapun, Atmosfer sangat penting artinya bagi kita. Hingga sejauh ini kita telah mengetahui pentingnya gas-gas dalam atmosfer, seperti oksigen, atau sifat atmosfer yang melindungi bumi. Namun, ternyata bobot atmosfer terbuat dari udara yang ringan. Hal ini tidak berarti bahwa atmosfer tidak berbobot. Sebenarnya, lapisan-lapisan udara yang beratnya berkilo-kilo meter di atas kita ini sangatlah berat. Menurut penelitian, atmosfer menekan setiap orang hingga berton-ton beratnya. Hal ini dinamakan “tekanan udara”.
      Sekarang mungkin saja kita akan bertanya, terus bagaimana kita bisa tidak terhimpit?. Kita tidak terhimpit olehnya karena tubuh kita memiliki kekuatan untuk menahan beban atmosfer. Kita tidak akan berfungsi dan bahkan tidak akan ada dalam tekanan udara yang lebih rendah. Itulah mengapa, tanpa tekanan ini, darah yang bersirkulasi dengan cepat dalam tubuh kita akan berusaha menekan dengan hebat pembuluh darah kita. Tanpa keseimbangan dari tekanan atmosfer ini, pembuluh darah kita akan pecah karena tekanan darah yang tinggi. Karena itulah manusia tidak dapat hidup di lingkungan seperti yang terdapat di planet Merkurius, yang tidak memiliki atmosfer.
      Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Atmosfer sangat banyak manfaatnya, salah satunya telah dijelaskan di atas, arti pentingnya gas yang membentuk atmosfer bagi kehidupan manusia. Jika atmosfer tidak ada, makhluk hidup tak akan dapat bernapas, sehingga tak akan ada kehidupan di atas bumi.
      Fungsi Atmosfer yang lain adalah melindungi bumi kita dari serangan yang berasal dari luar angkasa, misalnya meteor. Atmosfer mencegah meteor jatuh menimpa bumi, dan menimbulkan bahaya. Atmosfer juga menghalangi radiasi berbahaya dari ruang angkasa. Dengan atmosfer ini, hanya 7% radiasi berbahaya yang bisa sampai ke bumi. Di sini terdapat satu hal yang perlu diperhatikan : radiasi yang mampu menyokong kehidupan di muka bumi hanyalah radiasi yang diterima bumi.

      Salah satu contoh upaya pemerintah khususnya BMKG yaitu:
      Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah memiliki 37 stasiun pemantau kualitas udara yang tersebar di 26 propinsi diseluruh Indonesia. Satu diantaranya merupakan jaringan Stasiun Global Atmospheric Watch (GAW) berlokasi di Bukit Koto Tabang Bukittinggi yang mampu menjangkau pengamatan ASEAN, 31 stasiun merupakan jaringan stasiun regional disebut Background Air Pollution Monitoring Network (BAPMon), dan 5 stasiun merupakan jaringan stasiun lokal/perkotaan. Dalam upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan, seperti telah diberlakukan UU RI No 23 thn 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP No 27 tahun 1997 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Keputusan Menteri Negara LH No 30 tahun 1999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup. Secara praktis langkah-langkah untuk mengatasi dampak pembangunan terhadap kondisi iklim dan atmosfir dapat diusulkan sebagai berikut;
      1. Secara berahap mengganti CFC dengan bahan lain seperti Helium untuk keperluan AC, lemari es dan penyemprot aerosol.
      2. Menyaring asap dari industri dengan alat tertentu untuk mengelakkan Efek Rumah Kaca yan menyebabkan kenaikan suhu dan hujan asam.
      3. Penggunaan bahan bakar untuk kendaraan yang tidak mengandung timah hitam (Pb).
      4. Gunakan kendaraan elektronik
      5. Cegah pembalakan hutan, lakukan reboisasi
      6. Gunakan unsur iklim terutama arah dan kecepatan angin dalam merancang lokasi pabrik, agar emisi gas buangan tidak mencemari perkotaan dan pemukiman.

      Dan ingatlah, bahwa jarak bumi dan matahari adalah tepat, tidak telalu jauh dan tidak terlalu dekat. Ketika menatap langit, jika Allah tidak menciptakan atmosfer, tak akan mungkin kita hidup di dunia. Allah adalah kekuatan Yang Agung. Jika dia tidak menjaga bumi ini, meteor-meteor raksasa akan menimpa bumi dan manghancurkannya. Kita dapat merenungkan segala yang diciptakan oleh Allah untuk manusia. Yang demikian itu akan menjadi jalan untuk menunjukkan kebesaran Allah.

      Subhanallah..
      Wassalam mas..

  14. assalamualaikum…

    okeh mas Indro, jadi begini mas…
    fenomena la nina dan el nino kan sudah merupakan suatu siklus yang terjadi setiap 4-6 tahun sekali ya ? dan itu sudah merupakan suatu kejadian yang alamiah (keseimbangan alam) dan yang saya baca itu fenomena ini cenderung banyak merugikannya ya mas ? jadi begini mas.. kalo fenomena ini sudah tidak terjadi lagi berarti kan keseimbangan alam sudah terganggu,,, apakah dampaknya malah baik bagi kita ataukah akan terjadi seperti efek domino sehingga malah lebih buruk ??????????
    begitu mas…
    terima kasih mas…
    wassalam…

    • terimakasih sen pertanyaan nya,,

      saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda ,,
      BMKG pusat memasukkan fenomena tersebut sebagai anomali yang dimungkinkan terjadi akibat perubahan iklim karena terjadinya perubahan alam dan ulah manusia. BMKG menggolongkan fenomena El Nino tahun ini sebagai anomali karena El Nino biasanya terjadi periodik setiap 4 hingga 6 tahun sekali. Akan tetapi, mulai tahun 2000 hingga 2006 dan 2009, periode terjadinya fenomena tersebut tidak lagi sesuai. Dimungkinkan fenomena El Nino yang menimbulkan dampak terjadinya musim kemarau yang sangat kering akan mulai terjadi pada September hingga November. Namun, dampaknya akan terjadi secara berbeda di setiap wilayah.

      kurang lebih nya mohon maaf ..
      nuhun ..

  15. indro mau nanya emang gimana sih proses fisika yang terjadi di dalam lautan yang menghasilkan fase panas (El Nino), fase normal, dan fase dingin?
    trus kenapa fasenya berbeda?
    apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

    • Jika data suhu laut menunjukkan kenaikan, yang diperlihatkan dengan indeks anomali di atas +1 maka disebut El Nino. Sebaliknya, menurunnya suhu dinamakan La Nina, yang ditunjukkan dengan nilai indeks di bawah -1. Sementara nilai indeks -1 sampai +1 disebut kondisi normal, artinya tidak terjadi El Nino atau La Nina. Sejak tahun 1950, Kejadian El Nino atau La Nina berulang tiap 2-7 tahun. El Nino disebut juga fase panas (warm phase) dan La Nina sering dinamakan fase dingin (cool phase).

      Adakalanya faktor pengali 10 dalam persamaan di atas tidak digunakan. Biro Meteorologi Australia menggunakan rumus di atas dalam menghitung SOI. Selanjutnya nilai SOI dikelompokkan menjadi 5 fase yaitu (Stone et al., 1996):
      1. Fase 1: konstan negatif (Constantly Negative)
      2. Fase 2: konstan positive (Constantly Positive)
      3. Fase 3: menurun cepat (Rapidly falling)
      4. Fase 4: meningkat cepat (Rapidly rising)
      5. Fase 5: mendekati nol (Near Zero)

      gambar. Fase SOI

      Kondisi El-Nino biasanya digambarkan oleh fase konstan negatif dan fase menurun cepat (Fase 1+3), sedangkan La-Nina oleh fase konstant positif dan fase meningkat cepat (Fase 2+4), dan kondisi normal oleh fase mendekati nol (Fase 5). Untuk menentukan apakah data SOI pada suatu bulan tertentu itu memiliki fase 1, 2, 3, 4 atau 5 ditentukan berdasarkan nilai perbedaan antara nilai SOI pada bulan tersebut (M2) dengan nilai SOI pada bulan sebelumnya (M1). Apabila nilai perbedaan M2-M1 jatuh pada kolom rapidly rising berarti bulan tersebut dikategorikan fase 4 (Gambar 4). Selanjutnya disusun peluang terlampaui tingkat hujan tertentu pada ke lima fase tersebut. Apabila terlihat perbedaan yang jelas antara grafik peluang pada kondisi El-Nino (fase 1+3), La-Nina (fase 2+4) dan normal (fase 5), berarti wilayah tersebut peka terhadap fenomena ENSO. Sebagai contoh, grafik garis pada Gambar 5 menunjukkan bahwa peluang untuk mendapatkan hujan paling mendekati normal (lebih besar dari nol) pada tahun El-Nino kurang dari 30% sedangkan pada tahun normal dan La-Nina lebih dari 60%. Jadi dengan demikian peluang untuk mendapatkan hujan di bawah normal (nilai anomali negatif) pada tahun El-Nino cukup besar yaitu lebih dari 70%. Apabila grafik ini dapat disusun untuk semua stasiun hujan, maka secara spasial akan dapat dilihat daerah mana yang sensitive dan mana yang kurang sensitive. Semakin mendekat ke tiga garis grafik tersebut, semakin kurang sensitif daerah tersebut terhadap kejadian ENSO, karena pada kondisi tersebut artinya peluang untuk mendapatkan tingkat anomali hujan tertentu antara tahun normal, El-Nino dan La-Nina tidak berbeda.

      Hal-hal di atas tersebut terjadi salah satunya karena efek rumah kaca yang berkepanjangan ..

      kurang lebihnya mohon maaf ..
      terima kasih ..

  16. ndro,,,,mau tanya….
    kalau atmosfer itu panas maka akan merubah iklim juga???bagaimana prosesnya?????

    • PBB sendiri juga telah menyebutkan bahwa mencairnya lapisan es merupakan “kartu liar” yang secara dramatis bisa memperparah pemanasan global dengan melepaskan gas rumah kaca secara besar-besaran. Dalam laporan UNEP Year Book 2008, disebutkan bahwa, “…Kita mungkin akan mencapai ambang batas yang sulit untuk diprediksikan secara tepat, tetapi melewati ambang batas itu bisa membawa akibat serius secara global. Metana yang terlepas secara besar-besaran ke dalam atmosfer, yang berasal dari lapisan es yang mencair dan endapan methana hidrat di laut, akan membawa perubahan tak terduga dalam pola iklim yang mungkin tidak dapat diubah. Kita tidak boleh melewati ambang batas ini. Pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia harus diatasi untuk membantu kita menghindari akibat semacam ini sepenuhnya.”
      Prosesnya itu bermacam-macam. Dimulai dari akibat efek rumah kaca, emisi, karena di bawah lapisan es Kutub Utara tersimpan karbon dan metana dalam jumlah besar, bila es mencair, maka kedua gas rumah kaca ini akan dilepaskan ke atmosfer. Jumlahnya tidak main-main! Lapisan es Kutub Utara mengandung 2 kali lipat jumlah karbon yang ada di atmosfer. Penelitian dua puluh lebih ilmuwan lingkungan yang dikepalai oleh Profesor Ted Schuur dari University of Florida yang dimuat dalam jurnal Bioscience edisi September 2008 menunjukkan bahwa 1.672 miliar metrik ton karbon terkurung di bawah lapisan es dan jumlah ini dua kali lipat dari 780 miliar ton karbon yang ada di atmosfer saat ini.

  17. waaw siph lha artikelnya..
    mu nany ndro simpel aja y kL menurut indro apakah negara kita skr sdg mengalami la nino atw kah elnina gt ?jelaskan yaa
    makasii

    • Penyimpangan cuaca di Indonesia tampaknya belum akan berakhir. Setelah La Nina yang bertahan sejak akhir tahun 2007 hingga Maret 2009, akhir Mei lalu mulai terlihat gejala datangnya El Nino yang berpotensi menimbulkan dampak sebaliknya. Kemarau kering dan berkepanjangan di Negri ini. El Nino terburuk terjadi tahun 1957- 1958, 1965-1966, 1972-1973, 1982-1983, 1986-1987, dan tahun 1991-1992.
      Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1971-2000), secara klimatologis wilayah Indonesia terdapat 293 pola iklim, dimana 220 zona merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 73 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal).
      Pada akhir Januari 2009 kondisi di Ekuator Pasifik masih menunjukkan fenomena La Nina lemah , namun demikian kandungan energi di lapisan bawah perairan tersebut menunjukkan arah menuju normal. Demikian juga hasil prakiraan berbagai institusi dunia menunjukkan hasil bahwa La Nina masih akan terjadi hingga sekitar April – Mei 2009 setelah itu normal. Dari hasil berbagai analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi tahun 2009 di ekuator Pasifik adalah La Nina lemah hingga April- Mei 2009, setelah itu Normal. Sehingga selama Musim Kemarau 2009 fenomena di Pasifik ekuator adalah netral. Indeks Osilasi Selatan (SOI) diprakirakan nilainya antara +0.5 hingga +2.7, nilai ini masih di bawah ambang pengaruhnya (-10) sehingga selama Musim Kemarau 2009, nilai SOI mengindikasikan kondisi normal.

Leave a reply to M. Indera G.S.P. Cancel reply